<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6054923247078731910\x26blogName\x3dMAPALA+HUMENDALA\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://humendala.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://humendala.blogspot.com/\x26vt\x3d-3048275863699765493', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
GALLERY
MAPALA HUMENDALA on Facebook

Bumi punah 60 tahun lagi

Senin, 27 Juli 2009


JAKARTA--MI: Isu perubahan iklim hingga saat ini masih banyak ditanggapi penduduk dunia dalam bentuk wacana semata. Kini saatnya dilakukan sebuah aksi nyata untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
"Jika tidak, 60 tahun lagi bumi dan kehidupannya akan punah," ujar Deputi Kementerian Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Henry Bastaman, ketika membuka simposium nasional tentang lingkungan Indonesia di Depok, Kamis (23/7) siang.
Bastaman menyatakan bahwa tak perlu menunggu hingga 100 tahun untuk melihat dampak terparah yang akan terjadi bila perilaku manusia tidak berubah. Dampak terparahnya yakni kepunahan bumi dan kehidupannya akan terjadi 60 tahun lagi.
"Sebelum punah, pada 2020, suhu bumi akan naik 4 derajat celcius. Akibatnya, permukaan laut naik, banyak badai, banyak penyakit baru akan muncul. Akhirnya akan menyerupai kehidupan di planet Mars. Itu semua akibat perbuatan manusia, bukan alam semesta," ujar Bastaman mengacu pada laporan penelitian 2.500 ilmuwan Intergovernmental Panel of Climate Change 2007 yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Indikasi akan hal tersebut salah satunya adalah kenaikan suhu bumi saat ini sebesar 1 derajat celcius dibanding 100 tahun lalu sehingga kini panasnya mencapai 37 derajat celcius. Untuk ukuran manusia suhu setinggi itu masih dapat ditoleransi, namun Bastaman menambahkan bahwa untuk ukuran bumi sudah dalam tahap "meradang".

Sumber: Media Indonesia

Author: Mikal » Comments:

Penanganan Dampak Perubahan Iklim Butuh Miliaran Dolar

Selasa, 21 Juli 2009

Negara-negara berkembang membutuhkan setidaknya 150 miliar dolar AS per tahun untuk mengatasi dampak perubahan iklim serta untuk mengejar target pembangunan berbasis rendah karbon.
Siaran pers LSM Oxfam Internasional di Jakarta, Kamis (16/7) hal tersebut mesti dipenuhi negara maju yang dalam sejarah peningkatan emisi global memiliki kewajiban untuk mendanai usaha adaptasi di negara berkembang. Untuk itu, pertemuan pemimpin politik dunia di Kopenhagen pada Desember 2009 mendatang harus dicapai kepakatan bahwa puncak tertinggi emisi karbon global harus berhenti sebelum 2015.
Selain itu, negara-negara maju sebelum 2020 harus menunjukkan komitmen untuk menurunkan emisi karbon mereka setidaknya hingga 40 persen tingkat emisi tahun 1990. Sedangkan sebelum 2050, seluruh negara juga harus berbuat untuk mengurangi emisi karbon global setidaknya 80 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990.
Pekan lalu, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengemukakan inisiatif pendanaan untuk upaya penanggulangan perubahan iklim semakin bertambah menyusul meningkatnya kesadaran akan pentingnya isu penanggulangan perubahan iklim dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G8 di L'Aquila, Italia.
"Ada beberapa inisiatif untuk pendanaan upaya penanggulangan perubahan iklim seperti 'green fund' yang diusulkan Meksiko dan berbagai proposal lain untuk menciptakan pasar untuk emisi karbon, di samping peningkatan pendanaan dari donor maupun anggaran masing-masing negara," kata Rachmat Witoelar.
Selain itu, dalam forum G8 juga disepakati bahwa negara berkembang dapat tetap tumbuh dan mendapat akses dana serta teknologi baik untuk mitigasi emisi maupun adaptasi terhadap perubahan iklim. Pada pertemuan tersebut, Presiden AS Barack Obama yang mengetuai diskusi sesi perubahan iklim menyimpulkan pentingnya isu pendanaan dan teknologi untuk negara berkembang dan inisiatif spesifik dengan swasta seperti green fund dan pasar karbon yang efisien. (Ant/OL-06)

Sumber: Media Indonesia

Author: Mikal » Comments: